-->

Proses Produksi

- 01.30
Proses Produksi
Produksi atau operasional merupakan penciptaan produk dan jasa. Manajemen operasi merupakan kegiatan menciptakan produk dan jasa melalui transformasi input menjadi output (Heizer & Render, 2011). Kegiatan menciptakan produk dan jasa tersebut dilakukan di dalam organisasi.
Proses Produksi adalah cara atau metode untuk menciptakan atau menambah suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber yang ada.

Jenis - jenis Proses Produksi adalah:

  1. Proses produksi terus-menerus: adalah proses produksi yang terdapat pola atau urutan yang pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi barang jadi.
  2. Proses produksi terputus-putus: adalah proses produksi yang tidak terdapat urutan atau pola yang pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi barang jadi.


Dalam sistem produksi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian input, proses transformasi, dan output. Berikut penjelasanya.
1. Bagian Input
  1. Tenaga kerja. Operasi sistem produksi membutuhkan intervensi manusia dan orang-orang yang terlibat dalam sistem produksi dianggap sebagai input tenaga kerja.
  2. Mesin. Untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi, maka sebuah sistem produksi membutuhkan mesin.
  3. Material. Agar sistem produksi dapat menghasilkan produk manufaktur, diperlukan material atau bahan baku.
  4. Modal. Operasi sistem produksi membutuhkan modal. Fasilitas peralatan, mesin produksi, bangunan pabrik, gudang dan lain-lain dianggap sebagai barang modal.
  5. Metode. Aktivitas sistem produksi untuk mengubah material menjadi barang jadi memerlukan teknologi. Teknologi tersebut harus bisa dioperasikan. Cara untuk mengoperasikan teknologi disebut dengan metoda.
  6. Energi. Mesin-mesin produksi dan aktivitas pabrik lainnya membutuhkan energi untuk menjalankan aktivitas itu. Berbagai macam bahan bakar, minyak pelumas, tenaga listrik, air untuk keperluan pabrik, dll, dianggap sebagai input energi.
  7. Informasi. Dalam industri modern, informasi telah dipandang sebagai input. Berbagai macam informasi tentang: kebutuhan pelanggan, kuantitas permintaan pasar, perilaku pesaing, dll, dianggap sebagai input informasi.
  8. Manajerial. Sistem industri modern yang berada dalam lingkungan pasar global yang sangat kompetitif membutuhkan: supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan kepemimpinan yang efektif untuk meningkatkan performansi sistem itu secara terusmenerus.
  9. Tanah. Sistem produksi manufaktur membutuhkan lokasi untuk mendirikan pabrik, gudang, dan lain-lain.
2. Bagian Proses Transformasi
Proses transformasi dalam sistem produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari tenaga kerja, material, informasi, metode kerja, dan mesin atau peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah bagi produk agar dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
Suatu tugas atau aktivitas dikatakan memiliki nilai tambah apabila penambahan beberapa input pada tugas itu akan memberikan nilai tambah produk sesuai dengan keinginan konsumen. ada beberapa contoh dari tugas yang memiliki nilai tambah, yaitu :
  1. Pengoperasian peralatan bor untuk mengubah sepotong logam tanpa cacat.
  2. Pengujian material untuk meyakinkan bahwa material itu sesuai standar yang ditetapkan.
  3. Menerbangkan sebuah pesawat terbang dengan baik.
3. Bagian Output
Output dari proses dalam sistem produksi dapat berupa barang atau jasa yang disebut sebagai produk. Selain produk hasil output dari sebuah sistem produksi adalah limbah dan informasi. Pengukuran karakteristik output sebaiknya mengacu kepada kebutuhan pelanggan dalam pasar. Berikut ini beberapa contoh sistem produksi jasa dan manufaktur.

Proses produksi terdiri dari beberapa wujud, yaitu :

  1. Physical ( seperti dalam manufacturing)
  2. Locational (seperti dalam transportation)
  3. Exchange (seperti dalam retailing)
  4. Storage (seperti dalam warehousing)
  5. Physiological (seperti dalam health care/seperti dalam entertainment)
  6. Informational (seperti dalam telecommunication) 

Faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam proses produksi, antara lain :
  1. Man (Manusia), merujuk pada manusia sebagai tenaga kerja.
  2. Machines (Mesin), merujuk pada mesin sebagai fasilitas/alat penunjang kegiatan perusahaan baik operasional maupun nonoprasional.
  3. Money (Uang/Modal),merujuk pada uang sebagai modal untuk pembiayaan seluruh kegiatan perusahaan.
  4. Method (Metode/Prosedur), merujuk pada metode/prosedur sebagai panduan pelaksanaan kegiatan perusahaan.
  5. Materials (Bahan baku), merujuk pada bahan baku sebagai unsur utama untuk diolah sampai menjadi produk akhir untuk diserahkan pada konsumen.

Dalam proses produksi memiliki beberapa karakteristiknya berdasarkan proses, sifat, dan jangka waktunya, antara lain :
1. Berdasarkan Proses
  1. Produksi langsung, kegiatan ini mencakup produksi primer dan produksi sekunder. Produksi primer, yaitu kegiatan produksi yang diambil dari alam secara langsung. Misalnya, pertanian, pertambangan, perikanan, dan lain-lain.  Produksi sekunder, yaitu proses produksi dengan menambahkan nilai lebih pada suatu barang yang ada. Misalnya kayu untuk membuat rumah, baja untuk membuat jembatan, dan lain-lain.
  2. Produksi tidak langsung, yaitu kegiatan produksi dengan memberikan hasil dari keahlian atau jasa. Misalnya, jasa montir, jasa kesehatan, jasa konsultasi, dan lain-lain.
2. Berdasarkan Sifat
  1. Proses ekstraktif, yaitu kegiatan produksi dengan mengambil produk secara langsung dari alam.
  2. Proses analitik, yaitu kegiatan produksi yang melakukan pemisahan suatu produk menjadi lebih banyak dengan bentuk yang mirip seperti aslinya.
  3. Proses fabrikasi, yaitu kegiatan mengubah suatu bahan baku menjadi suatu produk yang baru.
  4. Proses sintetik, yaitu kegiatan menggabungkan beberapa bahan menjadi suatu bentuk produk. Proses ini disebut juga dengan perakitan.
3. Berdasarkan Jangka Waktu
  1. Produksi Terus menerus/Continue, yaitu produksi yang memakai berbagai fasilitas untuk menciptakan produk secara terus menerus. Proses ini umumnya dalam skala besar dan tidak terpengaruh waktu dan musim.
  2. Produksi Jangka Pendek, yaitu produksi yang kegiatannya berjalan dilakukan tidak setiap saat, tergantung musim, pesanan, dan faktor lainnya.
  3. Produksi Jangka Panjang, yaitu kegiatan produksi yang membutuhkan waktu yang cukup lama.
  4. Produksi Berselingan, yaitu kegiatan produksi yang mengolah bahan baku dengan cara menggabungkannya menjadi suatu barang jadi.

Pengendalian Produk Manufaktur

Manufaktur adalah sebuah istilah untuk menyebut proses pengubahan bahan baku, komponen, atau bagian – bagian (parts) menjadi barang jadi yang memenuhi harapan atau spesifikasi pelanggan.
Perusahaan manufaktur adalah sebuah badan usaha yang memiliki aktivitas pengelolaan material atau bahan mentah sampai menjadi barang jadi lalu menjualnya kepada konsumen.
Tujuan dari pengendalian manufaktur tidak lain supaya dapat menekan biaya produksi, meminimalisir gangguan saat produksi, dan mampu menggunakan waktu secara efisien. Pada umumnya, proses bisnis pada setiap perusahaan manufaktur membutuhkan lima tahapan pengendalian saat perusahaan tersebut melakukan aktivitas produksi. Ke lima tahapan tersebut adalah :
1. Perencanaan
Pengendalian perencanaan biasanya menggunakan sebuah alat bantu berupa kartu material dimana kartu ini berperan sebagai catatan yang berkaitan dengan pesanan barang yang akan di produksi. Kartu material ini berisikan komponen – komponen barang yang sudah jadi ataupun barah yang masih perlu di proses lagi.
2. Routing
Routing adalah sebuah upaya yang menentukan prosedur atau runtutan proses produksi mulai dari masuknya bahan mentah, peralatan, serta mesin – mesin produksi yang digunakan hingga finishing atau tahap akhir barang produksi.
3. Scheduling
Scheduling adalah penjadwalan tentang kapan proses produksi dapat dimulai dan kapan proses produksi tersebut harus selesai dan di serahkan kepada konsumen. Scheduling biasanya dan memang seharusnya di buat sebelum proses produksi dimulai dan dibuat dalam bentuk Master Schedule, dimana master schedule inilah yang kemudian akan di pecah – pecah menjadi beberapa schedule yang lebih spesifik.
4. Dispatching
Dengan proses bisnis pada perusahaan manufaktur yang kompleks. Dispatching merupakan surat perintah yang memberikan wewenang dalam melakukan kegiatan produksi. Berbagai hal yang dimuat dalam dispatching ini diantaranya adalah desain, ukuran, dan bahan baku yang digunakan, barang seperti apa yang dibuat dan seberapa banyaknya, mesin, peralatan yang dipakai, petugas atau karyawan yang mengerjakan, dan lain sebagainya.

5. Tindakan lanjutan/Follow Up
Tindak lanjut adalah langkah terakhir dalam perencanaan produksi dan kontrol. Ini adalah perangkat pengendali. Hal ini berkaitan dengan evaluasi hasil. Tindak lanjut menemukan dan menghilangkan cacat, penundaan, keterbatasan, kemacetan, lubang, dan lainnya dalam proses produksi. Ini mengukur kinerja aktual dan membandingkannya dengan kinerja yang diharapkan serta memelihara catatan kerja yang tepat, penundaan dan kemacetan. Catatan tersebut digunakan di masa depan untuk mengontrol produksi. Tindak lanjut yang diperlukan ketika produksi menurun bahkan ketika ada routing yang tepat dan penjadwalan. Produksi dapat terganggu karena breakdowns mesin, kegagalan listrik, kekurangan bahan, pemogokan, absensi, dan lainnya. Tindak lanjut menghilangkan kesulitan-kesulitan ini dan memungkinkan kelancaran produksi.

Konsep manajemen operasional yang memperhatikan dan mengutamakan suara pelanggan menggunakan konsep Total Quality Management (TQM)TQM meliputi tiga kegiatan utama, yaitu, Hoshin PlanningQuality Function Deployment, dan Daily ControlHoshin planning berkaitan dengan kebijakan manajemen yang merupakan satu kesatuan terintegrasi dalam organisasi yang memonitor lingkungan eksternal dan mengembangkan rencana proaktif untuk menyesuaikan dengan arah organisasi masa mendatang. Hoshin planning ini meliputi ketepatan dan kecepatan produk sampai kepasar sehingga dapat meningkatkan laba. Quality function deployment (QFD) merupakan alat untuk menerapkan TQM menggunakan manajemen dan tim lintas fungsi (cross-function teams) yang terintegrasi secara horizontal sehingga semua departemen dapat bekerja bersama-sama untuk mencapai sasaran yaitu, kepuasan pelanggan.  Quality function Deployment mencakup konsep produk yang terbaik yang sampai ke pasar sehingga dapat meningkatkan laba. Daily control, ini menekankan penawaran harga terbaik dari produk sehingga dapat meningkatkan laba. Baik Daily Control maupun QFD dikendalikan oleh intregasi vertikal dari Hoshin Planning. Dengan mengadakan pengendalian kualitas, perusahaan harus menyusun standar kualitas yang diinginkan berdasarkan kesepakatan dengan pelanggan, kemudian menentukan apakah produk yang dihasilkan telah memenuhi standar melalui proses inspeksi. Penghargaan dalam bidang kualitas seperti (ISO 9000), penghargaan Malcolm, Standar Eropa, dan sebagainya merupakan standar sistem manajemen kualitas yang diakui dunia. Selain itu, terdapat standar sistem pengelolaan lingkungan (ISO 14000) yang juga tidak kalah penting dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan kualitas produk.


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search