Siapa yang belum pernah mendengar Gunung Andong? Kawasan pendakian mungil yang berada di perbatasan Salatiga-Magelang ini menawarkan pemandangan indah yang memanjakan mata.
Bagi sebagian besar orang, akhir pekan merupakan waktu yang tepat untuk berlibur, cocok untuk merefleksikan diri, seperti melakukan perjalanan yang bermakna salah satunya dengan mendaki gunung Andong ini.
Bagi sebagian besar muda-mudi yang menikmati weekend dengan mengunjungi mall, menonton bioskop, dll. Kami justru asyik terbenam menikmati pendakian di Gunung Andong.
Merupakan pengalaman pertama bagiku mengunjungi gunung ini, tapi tidak bagi teman ku Fita dan Fitri, mereka kakak beradik yang juga hobby mendaki. Kami bertiga berangkat dari Yogyakarta pada hari Sabtu tepatnya pukul 16.00 dengan mengendarai sepeda motor.
Beberapa perlengkapan seperti pakaian ganti, alat ibadah, dan beberapa peralatan camp yang disewa dari Belantara Adventure Jl. Imogiri Timur :
- 1 Tenda bestway harga 25 k,
- 3 matras @3k= 9 k,
- 2 Tas Carier 60 lt+ 2 coverbag @13k= 26 k,
- 1 Kompor gas 10k
- 1 Nisting 5k
Lama Perjalanan bila tanpa berhenti dari Yogyakarta menuju Andong memakan waktu 2 jam. Menjelang maghrib kami bertiga mampir di Masjid untuk menjalankan Ibadah. Sekitar pukul 18.30 kami melanjutkan perjalanan dan mampir untuk makan malam.
Sekitar pukul 20.30 kami tiba di basecamp Andong untuk istirahat sejenak, sambil melaksanakan ibadah shalat Isya. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan mendaki hanya 3 orang melalui jalur sawit, yang menurut ke 2 teman saya jalur yang akan kami lalui tersebut merupakan jalur tercepat.
Terbukti pukul 11 kami tiba di puncak, bagiku ini sebuah perjuangan yang luar biasa karena tanpa pemanasan dan sudah lama tidak mendaki kemudian langsung mendaki lagi di Andong.
Setelah melalui setengah perjalanan, tiba-tiba aku merasakan mual sehingga tidak sanggup lagi menggendong tas, akhirnya temanku membantu untuk membawakan tas carier tersebut. Beruntungnya ke 2 temanku memiliki rasa solidaritas yang luar biasa.
Setibanya di puncak, ternyata sangat ramai dan beberapa tempat sudah ditempati oleh pengunjung yang lain. Karena pencahayaan yang kurang, kami harus ekstra hati-hati untuk memilih lokasi untuk mendirikan tenda, jangan sampai lokasi tersebut tidak aman ketika kami tidur.
Setelah survey beberapa tempat, akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda tepat menghadap lapangan, ini pun pengalaman pertama bagi kami mendirikan tenda, kami semua belum pernah sebelumnya mendirikan tenda.
Sambil mencoba-coba, akhirnya berdiri lah tenda yang kami buat, tetapi setelah kami masuk, terlihat beberapa bagian seperti kurang pas, dan sedikit terbuka, tentu saja ini mengakibatkan kami kurang yakin untuk melanjutkan istirahat, akhirnya kami mencoba meminta bantuan pendaki yang lain yang mana kami sama sekali tidak mengenalnya.
Bersyukurnya orang tersebut bersedia membantu dan memperbaikinya. Setelah beberapa waktu berbincang-bincang, terlihat orang tersebut baik dan kami pun mengenal beberapa temannya yang lain.
Memang baik hati, kami dipinjami senter untuk penerangan dalam tenda. Memang kami semua kelupaan untuk membawa senter. Setelah mencoba beristirahat dibalut kepompong tidur, aku masih sangat sulit untuk tidur karena hawa yang begitu dingin. Setelah lelah amat melanda akhirnya tertidur dan sudah mempersiapkan alarm akan bangun pagi untuk melihat matahari terbit.
wahh kami semua bangun kesiangan, pukul 05.00 baru terbangun, sontak kaget dan langsung mengambil sebotol air mineral untuk berwudhu dan melanjutkan ibadah. Selesai ibadah kami masak mie instan dan membuat minuman matcha untuk menghangatkan tubuh. Dilanjutkan untuk foto ditengah keindahan awan matahari terbit.
setelah selesai foto-foto, kami masak spageti, sensasi yang berbeda menikmati spageti di gunung Andong. Sebuah kenangan manis yang tidak terlupakan, thankyou sudah bersama-sama berjuang sampai puncak.
Sekitar pukul 8 kami memutuskan untuk turun gunung, lagi-lagi kami kesulitan untuk menata barang di dalam tas carier, beruntungnya ada teman pendaki yang membantu hal tersebut.
Setelah itu kami turun gunung bersama-sama dan melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Yogyakarta. Alhamdulillah tiba di rumah dengan selamat.
Sampai jumpa di pertemuan berikutnya, Kenangan Andong.
Sekarang udah tau kan bagaimana pengalaman mendaki Gunung andong bersama 3 Srikandi. Selanjutnya, Ingin tahu fakta unik yang ada di sana? Simak ulasan berikut ini!
1. Termasuk Deretan Gunung Mungil
Matahari terbit di Gunung Andong
Gunung ini memiliki ketinggian 1,726 mdpl. Bila dibandingkan dengan Gunung Merbabu yang terletak di konversi, kawasan wisata ini akan nampak mungil. Namun jangan salah! Gunung Andong menjadi tempat favorit pendakian, lengkap dengan panorama yang ditawarkannya.
Gunung ini memiliki puncak dengan akses pandang 360 derajat tanpa halangan. Beberapa gunung yang dapat dilihat dari sini adalah Merbabu, Merapi, Sindoro, Sumbing, hingga Puncak Telomoyo. Matahari terbit dan terbenam yang terlihat sangat jelas dari sini menambah keindahannya.
2. Punya 3 Puncak Utama
Siluet Malam Hari Di Gunung Andong
Gunung Andong memiliki 3 puncak utama, yaitu Puncak Makam, Puncak Andong, dan Puncak Alap-Alap. Lokasi ini ditentukan dari 2 basecamp utama, yaitu Sawit dan Pendem.
Tak perlu khawatir dengan peralatan mendaki saat akan mendaki gunung ini, terutama bagi Teman Traveler yang tidak membawa perlengkapan lengkap mendaki gunung. Kalian tetap dapat mencapai puncak dengan peralatan pribadi yang sederhana.
3. Jalur Pendakian yang Sangat Jelas
Hal ini sangat diperhitungkan oleh pihak basecamp , sebab pengelolaan jalur dan rambu-rambu pendakian yang jelas sangat memudahkan para pendaki untuk berjalan di malam hari. Selain itu, kondisi jalur yang dijaga dan selalu diperbaiki juga menjadi keuntungan dari segi keamanan mendaki.
3. Ada Mata air di Jalur Pendakian
Perkebunan Warga Dilihat Dari Puncak Gunung Andong
Pada jalur pendakian via Sawit Ada mata air yang ada di tepi jalan. Dengan akses yang mudah membuat para pendaki cukup membawa tempat udara dan mengisinya dengan air gunung yang dapat langsung diminum. Hal ini membantu para pendaki mengurangi biaya logistik yang dibawa.
4. Adanya Warung Di Sekitar Puncak
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Asrifatun Agustini (@asrifatun_agustini) pada
Nah, ini yang biasa dijadikan bahan bercandaan oleh para pendaki, seperti, "Tenang, di puncak ada minimarket, kang bakso atau kang cilok!" Warung yang berada di puncak menyediakan makanan dan minuman yang lebih dari cukup untuk membeli energi yang kita butuhkan. Ya meskipun dengan harga yang lumayan ya.
Gunung Andong Salatiga dan membuat gunung ini menjadi gunung yang sangat ramah bagi para pendaki. Tertarik hiking ke sini dan berwisata ke Magelang ?
isi kolom komentar dibawah, ceritakan bagaimana pengalaman mu mendaki Gunung Andong?
EmoticonEmoticon