Bacalah tulisan berikut, kemudian jawablah soal-soal yang tersedia dengan memilih jawaban yang tepat di antara pilihan jawaban A, B, C, D, atau E.
Teks berikut ini digunakan untuk menjawab soal 1 sampai dengan 7.
Berkaitan dengan penurunan stunting dan wasting pada balita, pemerintah perlu memperhatikan dengan serius dalam upaya tersebut karena prevalensi stunting Indonesia berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 mencapai 29,6 persen. Menurut WHO, masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting lebih dari 20 persen. Artinya, secara nasional masalah stunting di Indonesia tergolong kronis. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Stunting memiliki efek jangka panjang, berupa berkurangnya kemampuan kognitif dan perkembangan fisik, serta mengurangi kapasitas kesehatan.
Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO (WHO, 2010). Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi kasus kontrol. Sampel kasus adalah balita usia 12-59 bulan dengan TB/U kurang dari -2 SD dan sampel kontrol adalah balita usia 12-59 bulan dengan TB/U lebih dari -2 SD. Besar sampel minimal yang diperlukan dihitung berdasarkan rumus besar sampel pada studi kasus kontrol dengan tingkat kemaknaan 95% (Zα=1,960) dan kekuatan 80% (Zß=0,842), OR=3,91 sehingga diperoleh sampel minimal sebanyak 34 orang dengan perbandingan sampel antara kasus dan kontrol adalah 1:1. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling berdasarkan kriteria inklusi yaitu anak usia 12-59 bulan, bersedia menjadi responden dengan nilai z-score untuk indeks TB/U < -2 SD pada kelompok kasus dan nilai z-scoreuntuk indeks TB/U > -2 SD pada kelompok kontrol. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian stunting, sedangkan variabel bebas adalah berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat pemberian ASI Eksklusif, pendapatan keluarga, pendidikan orang tua balita, pengetahuan gizi ibu dan jumlah anggota keluarga. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder sebagai penunjang. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada ibu balita. Status gizi stunting diperoleh melalui pengukuran tinggi badan balita menggunakan microtoise dengan tingkat ketelitian 0,1 cm. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas. Analisis data dilakukan untuk melihat hubungan variabel dan besar risiko (OR) dengan menggunakan uji Chi- Square atau Fisher Exact apabila syarat untuk uji Chi Square tidak terpenuhi dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05%).
Grafik kecenderungan prevalensi balita pendek menurut provinsi, 2007-2013
Gambar 1. Grafik kecenderungan prevalensi balita pendek menurut provinsi
Sumber: Riskesdas 2007, 2010, 2013
(Sumber diadaptasi dari http://himaep.feb.unair.ac.id/thinking-out-cloud/128-stunting-di-indonesia.html)
1. Berdasarkan paragraf 1, manakah di bawah ini pernyataan yang BENAR?
A. Pemerintah akan memperhatikan dengan serius dalam upaya tersebut karena prevalensi stunting Indonesia berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 mencapai 29,6 persen.
B. Stunting baru terlihat saat anak berada di kandungan.
C. Stunting adalah satu-satunya masalah gizi kronis yang memiliki efek jangka panjang
D. Asupan gizi mengakibatkan masalah gizi kronis
E. Berkurangnya kapasitas kesehatan merupakan efek jangka panjang dari stunting.
Jawaban: E
Pembahasan:
Pernyataan yang benar pada paragraf pertama ialah Berkurangnya kapasitas kesehatan merupakan efek jangka panjang dari stunting. Pernyataan tersebut dibuktikan pada kalimat terakhir paragraf pertama. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah E.
2. Berdasarkan paragraf 1, apabila asupan makan masyarakat sesuai kebutuhan gizi, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar?
A. Terdapat efek jangka panjang berupa kemampuan kognitif dan perkembangan fisik, serta kapasitas kesehatan yang berkurang
B. Indonesia akan darurat terhadap stunting
C. Stunting tidak pernah terjadi di Indonesia
D. Indonesia akan terbebas dari masalah stunting
E. Indonesia telah terbebas dari darurat stunting
Jawaban: D
Pembahasan:
Kata apabila merupakan konjungsi yang menunjukkan pengandaian. Maksud dari kalimat pengandaian ialah sesuatu yang belum tentu terjadi. Pernyataan yang tepat untuk menjadi simpulan pernyataan tersebut adalah Indonesia akan terbebas dari masalah stunting. Terdapat kata akan yang menunjukkan sesuatu yang belum terjadi pula. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D.
3. Berdasarkan paragraf 1, apabila stunting terjadi di Indonesia, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar?
A. Bayi dan balita mengalami masalah kronis
B. Berkurangnya kemampuan kognitif dan perkembangan fisik balita
C. Perkembangan bayi dan balita memiliki efek jangka panjang
D. Indonesia mengalami masalah sosial
E. Masyarakat mengalami masalah kesehatan yang kronis
Jawaban: B
Pembahasan:
Simpulan merupakan kalimat yang mencakup keseluruhan isi teks. Simpulan yang paling mungkin benar adalah Berkurangnya kemampuan kognitif dan perkembangan fisik balita. Hal tersebut merupakan akibat yang terjadi jika stunting terjadi di Indonesia. Pilihan jawaban A, C, D, dan E tidak sesuai dengan pernyataan yang terdapat pada soal. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.
4. Berdasarkan paragraf 2, manakah pernyataan di bawah ini yang PALING MUNGKIN benar mengenai stunting?
A. Pengukuran berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat pemberian ASI eksklusif, pendapatan keluarga, pendidikan orang tua balita, pengetahuan gizi ibu dan jumlah anggota keluarga merupakan upaya peningkatan stunting.
B. Hanya melalui perkembangan sejak awal kehidupan, stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik
C. Microtoise digunakan untuk memperoleh status gizi stunting melalui pengukuran tinggi badan balita
D. Stunting mulai berbahaya di Indonesia karena menyebabkan masalah kronis
E. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer sebagai penunjang.
Jawaban: C
Pembahasan:
Pernyataan yang paling mungkin benar ialah Microtoise digunakan untuk memperoleh status gizi stunting melalui pengukuran tinggi badan balita. Hal tersebut dibuktikan
pada kalimat Status gizi stunting diperoleh melalui pengukuran tinggi badan balita menggunakan microtoise dengan tingkat ketelitian 0,1 cm. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C.
5. Berdasarkan paragraf 2, apabila penelitian stunting tidak dilakukan di wilayah kerja puskesmas, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar?
A. Angka stunting akan mengalami peningkatan
B. Bahaya stunting semakin mengancam bayi dan balita
C. Indonesia darurat terhadap bahaya stunting
D. Penelitian stunting tidak dapat dilakukan
E. Penelitian stunting dilakukan dalam jangka waktu yang lama
Jawaban: D
Pembahasan:
Simpulan yang paling mungkin benar adalah Status gizi stunting diperoleh melalui pengukuran tinggi badan balita menggunakan microtoise dengan tingkat ketelitian 0,1 cm. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas. Analisis data dilakukan untuk melihat hubungan variabel dan besar risiko (OR) dengan menggunakan uji Chi- Square atau Fisher Exact apabila syarat untuk uji Chi Square tidak terpenuhi dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05%). Dengan penelitian yang tidak dilakukan di wilayah kerja puskesmas, penelitian stunting tidak dapat dilakukan karena data tersebut terdapat dari puskesmas. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D.
6. Berdasarkan Gambar 1, tingkat kecenderungan tertinggi prevalensi balita pendek menurut provinsi terdapat pada daerah ….
A. Sulbar
B. NTT
C. Aceh
D. NTB
E. Bengkulu
Jawaban: B
Pembahasan:
Data menunjukkan bahwa dari tahun 2010 sampai 2013 NTT memuat angka tertinggi pada prevalensi balita pendek. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.
7. Berdasarkan Gambar 1, apa yang PALING MUNGKIN terjadi jika asupan gizi balita baik setelah tahun 2013?
A. Peningkatan angka stunting di Indonesia
B. Penurunan angka stunting di Indonesia
C. Penetapan angka stunting di Indonesia
D. Mengalami peningkatan lebih dari 60,00
E. Tetap di angka 60,00 pada provinsi NTT
Jawaban: B
Pembahasan:
Hal yang mungkin terjadi jika asupan gizi balita baik ialah berkurangnya stunting. Dengan berkurangnya stunting, maka berkurang juga angka pada grafik kecenderungan prevalensi balita pendek menurut provinsi. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.
Teks berikut untuk soal nomor 8 sampai 14.
Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang besar meskipun dalam beberapa tahun terakhir angka resmi menunjukkan tren yang menurun sedikit demi sedikit. Dikarenakan daerah pedesaan yang padat di pulau Jawa, Bali, Lombok, dan sebagian Sumatra, kemiskinan dapat diklasifikasikan ke dalam kemiskinan pedesaan dan perkotaan. Kemiskinan perkotaan lazim tidak hanya di Jabodetabek, tetapi juga di beberapa kota lain. Sebagai kepulauan yang luas, karakteristik dan implikasi kemiskinan sangat bervariasi dari pulau ke pulau dan budaya ke budaya, salah satunya ialah Pulau Papua. Papua memiliki masalah kemiskinan yang serius tersendiri karena isolasi ekonomi, budaya, bahasa, dan fisik yang membedakannya dari wilayah lain di Indonesia.
Pada bulan Februari 1999, sebanyak 47,97 juta jiwa tergolong miskin, mewakili 23,43% populasi nasional. Namun, jumlah ini harus memperhitungkan pelemahan rupiah pada krisis finansial Asia. Pada bulan Juli 2005, jumlah tersebut berkurang menjadi 35,10 juta, mewakili 15,97% dari populasi keseluruhan. Jumlah terbaru pada bulan Maret 2007, menunjukkan bahwa 37,17 juta jiwa berada di bawah garis kemiskinan mewakili 16,58% dari populasi keseluruhan.
Berdasarkan laporan dari Bank Pembangunan Asia (ADB), penduduk nasional Indonesia pada tahun 2015 berjumlah 255,46 juta jiwa, 11,2% di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Garis kemiskinan nasional Indonesia ditetapkan pada rata-rata pengeluaran Rp 302.735 per kapita per bulan - sekitar Rp10.000 per hari. Ada juga perbedaan pada awal 2014, di mana 13,8% dari penduduk pedesaan tergolong miskin sementara penduduk perkotaan terdiri dari 8,2%. Ini berasal dari pekerjaan produktivitas rendah yang tersedia di negara sektor pertanian dan jasa low-end.
(Sumber diadaptasi dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan_di_Indonesia)
8. Berdasarkan paragraf 1, manakah di bawah ini pernyataan yang BENAR?
A. Jawa, Bali, dan Lombok mengalami kemiskinan pedesaan dan perkotaan
B. Meskipun angka resmi menunjukkan penurunan, kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah yang besar
C. Pulau Jawa memiliki karakteristik dan implikasi kemiskinan sangat bervariasi dari pulau ke pulau dan budaya ke budaya
D. Kemiskinan di daerah Bali disebabkan karena penduduk yang padat di daerah pedesaan
E. Kemiskinan menjadi satu-satunya masalah di Papua
Jawaban: B
Pembahasan:
Pernyataan yang benar adalah Meskipun angka resmi menunjukkan penurunan, kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah yang besar. Hal tersebut dibuktikan pada kalimat pertama paragraf pertama. Sementara, pilihan jawaban lain tidak sesuai dengan isi teks. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.
9. Berdasarkan paragraf 3, manakah di bawah ini pernyataan yang BENAR?
A. Sebagian besar masyarakat Indonesia pada tahun 2015 hidup di bawah garis kemiskinan.
B. Penduduk perkotaan memiliki data kemiskinan lebih rendah dibandingkan penduduk di pedesaan.
C. Garis kemiskinan nasional Indonesia ditetapkan pada rata-rata pengeluaran Rp 302.735 per kapita per bulan – sekitar kurang dari Rp10.000 per hari.
D. Tidak terlihat dengan jelas perbedaan antara kemiskinan yang terdapat di desa maupun di kota
E. Penduduk perkotaan terdiri dari 13,8% mengalami kemiskinan
Jawaban: B
Pembahasan:
Pada paragraf 3, pernyataan yang tepat adalah Penduduk perkotaan memiliki data kemiskinan lebih rendah dibandingkan penduduk di pedesaan. Pernyataan tersebut dibuktikan pada kalimat ketiga paragraf ketiga. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.
10. Berdasarkan paragraf 1, apabila Papua tidak mengalami isolasi ekonomi, budaya, bahasa, dan fisik, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar?
A. Papua memiliki tingkat kemiskinan seperti di daerah lain
B. Papua menjadi daerah yang makmur
C. Papua menciptakan lapangan kerja bagi penduduknya
D. Papua mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia
E. Papua akan membagi kemiskinan menjadi pedesaan dan perkotaan seperti di daerah lainnya
Jawaban: D
Pembahasan:
Apabila Papua tidak mengalami isolasi ekonomi, budaya, bahasa, dan fisik, maka simpulan yang tepat dan sesuai dengan pernyataan tersebut adalah Papua mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan dengan tidak mengalami masalah ekonomi, budaya, bahasa, dan fisik, Papua juga tidak mengalami masalah kemisikinan. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D.
11. Berdasarkan paragraf 2, manakah pernyataan di bawah ini yang PALING MUNGKIN benar mengenai kemiskinan di Indonesia?
A. Jumlah populasi nasional harus memperhitungkan pelemahan rupiah pada krisis finansial Asia
B. Pelemahan rupiah pada krisis finansial Asis berpengaruh dengan jumlah populasi nasional
C. Persentase kemiskinan seimbang dengan tingkat populasi nasional
D. Krisis finansial Asia memengaruhi jumlah populasi nasional
E. Pada bulan Maret 2007, menunjukkan bahwa 16,17 juta jiwa berada di bawah garis kemiskinan mewakili 37,58% dari populasi keseluruhan.
Jawaban: A
Pembahasan:
Pernyataan yang paling mungkin benar adalah Jumlah populasi nasional harus memperhitungkan pelemahan rupiah pada krisis finansial Asia. Hal tersebut dibuktikan pada kalimat Pada bulan Februari 1999, sebanyak 47,97 juta jiwa tergolong miskin, mewakili 23,43% populasi nasional. Namun, jumlah ini harus memperhitungkan pelemahan rupiah pada krisis finansial Asia. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A.
12. Berdasarkan paragraf 3, apabila pekerjaan produktivitas tinggi yang tersedia di negara sektor pertanian dan jasa high-end., manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar?
A. Tingkat kemiskinan pedesaan meningkat
B. Tingkat kemisikinan perkotaan meningkat
C. Tingkat pendapatan rata-rata perkapita menurun
D. Tingkat kemiskinan pedesaan dan perkotaan berkurang
E. Tingkat pengeluaran perkapita perbulan meningkat
Jawaban: D
Pembahasan:
Jika pekerjaan produktivitas tinggi yang tersedia di negara sektor pertanian, tingkat kemiskinan akan berkurang karena pendapatan perkapita akan naik. Dengan demikian, simpulan yang paling mungkin terdapat pada pilihan jawaban D.
13. Berdasarkan Gambar 3.1, pada tahun berapakah kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan?
A. 2002
B. 2005
C. 2011
D. 2012
E. 2013
Jawaban: A
Pembahasan:
Penurunan angka kemiskinan terjadi pada tahun 2002, yakni tahun 1999 sebesar 47,97 dan pada 2002 menjadi 38,40. Penurunan tersebut merupakan penurunan kemiskinan yang sangat siginifikan yaitu sebesar 9,57. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A.
14. Berdasarkan Gambar 3.1, apa yang PALING MUNGKIN terjadi setelah tahun 2014 pendapatan perkapita menurun?
A. Angka kemiskinan dapat teratasi
B. Persentase penduduk miskin semakin meningkat
C. Pengangguran di Indonesia semakin meningkat
D. Kebutuhan sehari-hari menjadi mahal untuk menutupi kekurangan pada negara
E. Indonesia semakin jauh menjadi negara maju
Jawaban: B
Pembahasan:
Dengan menurunnya pendapatan perkapita, hal yang mungkin terjadi adalah meningkatnya penduduk miskin di Indonesia. Dengan demikian, setelah tahun 2014, grafik persentase penduduk miskin akan semakin meningkat. Jadi, jawaban yang tepat adalah B.
Gunakan Teks berikut untuk soal no. 15-18
Vierzha, Paramita, Hendra, Dewi, dan Nurul adalah siswa SMA ROGU. Jika diukur dari SMA ROGU, maka rumah Vierzha lebih jauh daripada rumah Hendra. Rumah Paramita lebih dekat daripada rumah Dewi dan rumah Nurul.
15. Jika rumah Hendra lebih jauh dari rumah Nurul, maka anak yang rumahnya paling dekat dari SMA ROGU adalah …
A. Paramita
B. Dewi
C. Nurul
D. Hendra
E. Vierzha
Jawaban: A
Pembahasan:
Bila dibuat peta, dapat diperoleh sebagai berikut:
SMA ROGU - R.Hendra - R.Vierzha
SMA ROGU - R.Paramita - R.Dewi / R. Nurul
Sesuai soal, maka urutannya menjadi
SMA ROGU - R.Paramita -R.Dewi / R. Nurul -R.Hendra -R.Vierzha
Sehingga rumah yang paling dekat adalah rumah Paramita. Jadi, jawabannya adalah A.
16. Jika rumah Nurul lebih dekat dengan rumah Paramita maka …
A. Rumah Dewi lebih jauh dari pada rumah Vierzha
B. Rumah Paramita lebih dekat dari pada rumah Hendra
C. Rumah Dewi lebih jauh dari pada rumah Nurul
D. Rumah Vierzha lebih dekat dari pada rumah Dewi
E. Rumah Vierzha dan Dewi sama dekatnya.
Jawaban: B
Pembahasan:
Bila dibuat peta, dapat diperoleh sebagai berikut:
SMA ROGU - R.Hendra - R.Vierzha
SMA ROGU - R.Paramita - R.Dewi / R. Nurul
Sesuai soal, maka urutannya menjadi
SMA ROGU -R.Dewi / R. Nurul - R.Paramita -R.Hendra -R.Vierzha
Sehingga rumah Paramita lebih dekat daripada rumah Hendra. Jadi, jawabannya adalah B.
17. Jika rumah Paramita dan rumah Vierzha jaraknya sama dari SMA ROGU maka anak yang rumahnya paling dekat dengan sekolah adalah …
A. Paramita
B. Dewi
C. Nurul
D. Hendra
E. Vierzha
Jawaban: D
Pembahasan:
Bila dibuat peta, dapat diperoleh sebagai berikut:
SMA ROGU - R.Hendra - R.Vierzha
SMA ROGU - R.Paramita - R.Dewi / R. Nurul
Sesuai soal, maka urutannya menjadi
SMA ROGU -R.Hendra -R.Vierzha/Paramita - R.Dewi / R. Nurul
Sehingga rumah Hendra paling dekat dengan SMA ROGU. Jadi, jawabannya adalah D.
18. Jika rumah Dewi lebih dekat daripada rumah Hendra maka …
A. Rumah Dewi lebih dekat daripada rumah Vierzha.
B. Rumah Hendra lebih dekat daripada rumah Vierzha.
C. Rumah Nurul lebih dekat daripada rumah Paramita.
D. Rumah Vierzha lebih dekat daripada rumah Dewi.
E. Tidak ada kesimpulan yang tepat.
Jawaban: B
Pembahasan:
Bila dibuat peta, dapat diperoleh sebagai berikut:
SMA ROGU - R.Hendra - R.Vierzha
SMA ROGU - R.Paramita - R.Dewi / R. Nurul
Sesuai soal, maka urutannya menjadi
SMA ROGU -R.Paramita -R.Dewi / R. Nurul -R.Hendra -R.Vierzha
Sehingga rumah Hendra lebih dekat daripada rumah Hendra. Jadi, jawabannya adalah B.
Gunakan Teks berikut untuk soal no. 19 - 20
Misellia harus les di Ruangguru setiap Kamis. Sedangkan Iqbaal les di Ruangguru tiga kali seminggu setiap Selasa, Rabu dan Kamis. Sementara Jefri harus les di Ruangguru pada hari yang sama dengan Iqbal kecuali hari Rabu. Gitasav les di Ruangguru setiap Rabu. Jess Les di Ruangguru setiap Senin, Rabu dan Jum’at.
19. Siapakah diantara mereka yang pergi les ke Ruangguru bersama dengan empat teman yang berbeda setiap minggunya?
A. Iqbaal
B. Misellia
C. Jefri
D. Gitasav
E. Jess
Jawaban: A
Pembahasan:
Bila dibuat timetable, dapat diperoleh sebagai berikut:
NAMA SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
Misellia √
Iqbaal √ √ √
Jefri √ √
Gitasav √
Jess √ √ √
20. Siapakah diantara mereka yang paling sering pergi les ke Ruangguru sendiri?
A. Gitasav
B. Jess
C. Iqbaal
D. Jefri
E. Misellia
Jawaban: D
Pembahasan:
Bila dibuat timetable, dapat diperoleh sebagai berikut:
NAMA SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
Misellia √
Iqbaal √ √ √
Jefri √ √
Gitasav √
Jess √ √ √
EmoticonEmoticon