-->

Filsuf dan Ilmuwan Terkenal pada Masa Lampau

- 23.50

Hallo sobat asripedia, salam semangat untuk kita semua. Sobat pasti tak pernah asing dengan Aristoteles kan? Dia adalah filsuf terkenal pada masa lampau. Dan berikut penulis akan menjelaskan sedikit tentang Aristoteles.



Hampir tak terbantahkan, seorang filsuf dan ilmuwan Aristoteles terbesar di dunia masa lampau yang melopori penelitian rincian logika, diperkaya hampir setiap cabang filsafat dan besarnya tak terhitung kontribusi untuk ilmu pengetahuan.

Banyak ide-ide Aristoteles sekarang ketinggalan jaman. Tapi yang paling penting dari apa yang dia lakukan untuk Aristoteles adalah pendekatan rasional yang selalu mendasari karyanya. Tercermin dalam tulisan-tulisan sikap Aristoteles bahwa setiap aspek kehidupan manusia atau masyarakat selalu terbuka untuk obyek pemikiran dan analisa. pandangan Aristoteles, alam semesta dikendalikan oleh kebetulan, oleh sihir, oleh kehendak para dewa ingin terjajaki tidak terduga, tapi perilaku alam semesta tunduk pada hukum-hukum rasional. Keyakinan ini Aristoteles diperlukan bagi manusia untuk mempertanyakan semua aspek dunia alamiah secara sistematis dan harus menggunakan kedua pengamatan empiris dan alasan-alasan logis sebelum membuat keputusan. Jumlah ini menjadi sikap yang bertentangan dengan tradisi, mistik dan sangat berpengaruh pada peradaban di Eropa.

Aristoteles lahir di Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya adalah seorang ahli fisika terkenal. Pada usia 17 tahun Aristoteles pergi ke Athena untuk belajar di Akademi Plato. Di sana ia tinggal selama 20 tahun sampai Plato meninggal tak lama. Dari ayahnya, Aristoteles mungkin mendapatkan bunga dorongan dalam biologi dan "pengetahuan praktis". Di bawah asuhan Plato untuk menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis.

Tahun 342 SM Aristoteles kembali ke Macedonia, menjadi guru dari seorang anak raja yang berumur 13 tahun kemudian dalam sejarah dikenal dengan nama Alexander Agung. Aristoteles mendidik Alexander muda dalam beberapa tahun. Pada tahun 335 SM, setelah Alexander naik tahta, Aristoteles kembali ke Athena dan membuka sekolah sendiri, dan diberi nama Lyceum. Ia berada di Athena selama 12 tahun, yang bertepatan dengan karir penaklukan militer Alexander. Alexander tidak meminta saran dari mantan majikannya, tapi cukup baik untuk menyediakan dana untuk Aristoteles untuk melakukan penyelidikan. Mungkin ini adalah contoh pertama dalam sejarah seorang ilmuwan menerima banyak dana dari pemerintah untuk tujuan penelitian dan juga yang terakhir dalam abad. 

Meskipun begitu, kedekatannya dengan Alexander memicu berbagai konflik. Aristoteles menolak secara prinsip cara kediktatoran Alexander dan menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan pengkhianat, Alexander punya pikiran juga untuk membunuh Aristoteles. Di satu pihak Aristoteles terlalu demokratis di mata Alexander, dia juga punya hubungan erat dengan Alexander dan dipercaya oleh orang-orang Athena. Alexander meninggal pada tahun 323 SM, faksi anti-Macedonia berkuasa di Athena dan Aristoteles pun didakwa kurang ajar kepada dewa dan Aristoteles teringat nasib yang menimpa Socrates pada 76 tahun sebelumnya, ia lari meninggalkan kota sambil berkata dia tidak akan diberi kesempatan kedua kali kepada orang-orang Athena karena telah berbuat dosa terhadap para filsuf. Aristoteles meninggal di pengasingan beberapa bulan kemudian di tahun 322 SM pada umur 62 tahun.  

Aristoteles dengan muridnya Alexander memiliki sebuah karya yang jumlahnya mencengangkan. Jumlah 47 karyanya masih tetap bertahan dan daftar kuno mencatat tidak kurang dari 170 buku hasil ciptaannya. Bahkan bukan sekedar banyaknya jumlah judul buku saja yang mengagumkan, melainkan luas daya jangkauan peradaban yang menjadi bahan renungannya juga tak kurang hebatnya. Kerja ilmiahnya benar-benar merupakan ensiklopedi ilmu untuk jamannya. Aristoteles menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, physiologi, dan hampir tiap karyanya dikenal di masa Yunani kuno.  Hasil karya ilmiahnya merupakan kumpulan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten untuk menghimpun data-data untuknya, sedangkan sebagian lagi merupakan hasil dari pengamatannya sendiri.  

Untuk menjadi seorang ahli dalam tiap cabang ilmu tentu hal yang mustahil tetapi ajaib dan tak ada seseorang di masa sesudahnya. Tetapi apa yang sudah dicapai oleh Aristoteles bahkan lebih dari itu. Dia adalah filsuf asli, dia penyumbang utama dalam tiap bidang penting falsafah spekulatif, dia menulis tentang etika dan metafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika, keindahan, pendidikan, puisi, adat-istiadat orang terbelakang dan konstitusi Athena. Salah satu proyek penyelidikannya adalah koleksi di berbagai negeri yang digunakannya untuk studi banding. Mungkin yang paling penting dari sekian banyak hasil karyanya adalah penyelidikannya tentang teori logika, dan Aristoteles dipandang sebagai pendiri cabang filosofi ini. Hal ini sebenarnya berkat sifat logis dari cara berfikir Aristoteles yang memungkinkannya mampu memberikan begitu banyak bidang ilmu. Dia punya bakat mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah dan jenis-jenisnya, yang kemudian jadi dasar berpikir di banyak bidang ilmu pengetahuan. Aristoteles tak pernah terjerumus ke dalam hal-hal mistik ataupun ekstrim. Aristoteles selalu menekankan untuk mengekspresikan praktik pendapat mereka secara praktis. Tentu saja ia juga pernah membuat kesalahan, tapi setelah itu hal menakjubkan betapa sedikit kesalahan yang ia buat dalam ensiklopedia yang luas.

Pengaruh Aristoteles pada pemikiran Barat terjadi secara mendalam. Pada zaman kuno dan abad pertengahan, karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Arab, Italia, Perancis, Ibrani, Jerman dan Inggris. Begitu pula, filosof Byzantium mempelajari karyanya dan menaruh kekaguman yang sangat amat tinggi terhadap Aristoteles. Hal ini juga harus dicatat, pikirannya memiliki dampak pada filsuf Islam dan selama berabad-abad tulisannya mendominasi pemikiran Barat. Ibnu Rusyd (Averroes), mungkin filsuf Arab yang menonjol, mencoba merumuskan suatu perpaduan antara teologi Islam dengan rasionalismenya Aristoteles. Maimonides, pemikir Yahudi yang paling menonjol pertengahan abad ini berhasil mencapai sintesa dengan Yudaisme. Tetapi hasil kerja paling brilian dari itu adalah Summa Theologia-nya cendikiawan Nasrani St. Thomas Aquinas. Di luar daftar ini masih sangat banyak kaum cerdik pandai abad tengah yang terpengaruh sedemikian dalamnya oleh pikiran Aristoteles.  

Kekaguman orang kepada Aristoteles menjadi begitu besar di akhir abad tengah, dimana keadaan sudah berubah dan mengarah pada penyembahan berhala. Dalam keadaan itu tulisan-tulisan Aristoteles lebih merupakan semacam bungkus intelek yang jitu dalam mempertanyakan problem lebih lanjut dari pada semacam lampu penerang jalan. Aristoteles yang gemar meneliti dan memikirkan ihwal dirinya tak salah lagi kurang sepakat dengan sanjungan yang berlebihan dari generasi berikutnya terhadap tulisan-tulisannya.

Beberapa ide Aristoteles kelihatan reaksioner diukur dengan kacamata sekarang. Misalnya, dia mendukung perbudakan karena dianggapnya sejalan dengan garis hukum alam. Dan dia percaya kerendahan martabat wanita ketimbang laki-laki. Kedua ide ini-tentu saja mencerminkan pandangan yang berlaku pada jaman itu.  

Tetapi, tak kurang pula banyaknya buah pikiran Aristoteles yang mencengangkan modernnya, misalnya kalimatnya, “Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan kejahatan,” dan kalimat “Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya.” (Tentu saja, waktu itu belum ada sekolah seperti yang kita kenal sekarang).

Demikian sobat asripedia, semoga bermanfaat ya.


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search