Hallo sobat asripedia kali ini penulis akan menjelaskan sedikit tentang Teori Manajamen Kuno dan Teori Manajemen Klasik, semoga bisa menambah wawasan serta pengetahuan buat teman-teman semua...
Teori Manajemen Kuno
Manajemen telah dipraktikkan sejak zaman dulu meskipun saat itu teori manajemen mungkin belum dirumuskan dengan komprehensif. Bahkan, barangkali manajemen telah lahir sejalan dengan munculnya peradaban manusia. Sebagai contoh, bangsa Mesir bisa membuat piramida, yaitu bangunan yang cukup kompleks dan hanya bisa diselesaikan dengan koordinasi yang baik. Ke kaisaran Romawi mengembangkan struktur organisasi yang jelas serta sangat membantu komunikasi dan pengendalian. Konsep-konsep manajemen juga sering dibicarakan oleh filsuf Yunani atau Arab (Islam) pada abad pertengahan. Berikut ini penulis jelaskan beberapa ilustrasi manajemen pada zaman kuno.
1. Mesir kuno
Peradaban Mesir Kuno menghasilkan warisan yang spektakuler yaitu piramida, bangunan yang mungkin sudah anda lihat dan kenal. Piramida merupakan bangunan raksasa. Pembangunan piramida melibatkan ribuan orang (lebih dari 100.000 orang) dan membutuhkan waktu sekitar 20 tahun untuk menyelesaikan satu piramida (ada beberapa piramida yang dibangun). Untuk membangun konstruksi raksasa tersebut, jelas dibutuhkan manajemen. Pasti ada Manager yang bertugas merencanakan, mengorganisasi, mengkoordinasikan, dan mengendalikan aktivitas, manusia, dan sumber daya agar bangunan piramida tersebut bisa berdiri.
2. Machievelli
Pemikir dari Italia merumuskan beberapa prinsip manajemen dalam bukunya diskursus yang ditulis pada tahun 1531. Dia Menuliskan beberapa prinsip yang relevan dengan manajemen kontemporer seperti berikut:
- Organisasi akan lebih stabil jika anggotanya mempunyai kebebasan untuk mengemukakan perbedaan dan memecahkan konflik tersebut dalam organisasi.
- Satu orang bisa mendirikan organisasi, tetapi organisasi akan lebih langgeng atau bertahan lama jika menjadi urusan banyak orang dan ketika orang-orang tersebut ingin mempertahankan organisasi tersebut.
- Manager yang lemah bisa memegang wewenang dengan mengikuti manajer yang kuat tetapi tidak mengikuti manajer yang lemah lainnya.
- Manager yang ingin mengubah organisasi yang mapan harus mempertahankan setidaknya bayangan tradisi lama atau (a shadow of the ancient custom).
3. Sun Tzu
Filsuf Cina, sunsu, yang hidup sekitar 2000 tahun yang lalu, menulis buku The Art of Wars (seni perang). Beberapa prinsip yang dikembangkan oleh sun tzu sebagai berikut :
- Jika musuh maju, kita mundur.
- Jika musuh berhenti, Kita memprovokasi.
- Jika musuh berusaha menghindari perang, kita menyerang.
- Jika musuh mundur, kita kejar.
Meskipun prinsip yang diajarkan tersebut ditulis untuk perang, kita bisa mengadaptasi prinsip tersebut dalam konteks bisnis, misalnya strategi bisnis. Strategi bisnis dalam tingkat tertentu akan berkaitan dengan strategi perang.
4. Adam Smith
Adam Smith merupakan ekonomi klasik yang hidup pada abad ke-18 titik pada tahun 1776, Adam Smith mempublikasikan bukunya The Wealth of Nations. Dia berargumentasi bahwa masyarakat seharusnya melakukan pembagian tenaga kerja (division of labor) atau spesialisasi kerja (job specialization). Menurut Adam Smith, suatu tugas bisa dipecah-pecah kedalam bagian yang kecil. Kemudian, tugas tersebut bisa dilatih dan dikerjakan berulang-ulang sehingga orang yang mengerjakan tugas tersebut menjadi sangat ahli titik akibatnya, Dia bisa mengerjakan hal tersebut lebih cepat sehingga produktivitas akan meningkat. Teori spesialisasi tersebut mengilhami banyak kalangan, termasuk pemikir-pemikir manajemen yang hidup setelah masa Adam Smith.
Meskipun manajemen telah dipraktikkan dan dibicarakan pada zaman kuno, kejadian semacam itu relatif sporadis dan tidak ada upaya yang sistematis untuk mempelajari manajemen. Karena itu, manajemen selama beberapa abad kemudian "terlupakan".
Ada alasan lain. Ilmu ekonomi berkembang terlebih dulu. Bisnis atau perdagangan dimasukkan dalam disiplin ekonomi. Ekonomi biasanya mengasumsikan manajemen yang sudah efisien. Karena itu, studi manajemen tidak berkembang. Alasan lain, manajemen sering dianggap sebagai seni atau praktik, bukan ilmu. Manajer yang baik tidak perlu mempelajari teori manajemen tetapi dengan "magang" atau terjun langsung kelapangan titik status Ilmu Manajemen sama seperti keterampilan mengetik. Semakin sering mengetik, semakin lancar kemampuan mengetiknya titik Dengan demikian, tidak perlu belajar "ilmu mengetik".
Pada akhir abad 19-an, perkembangan baru membutuhkan studi manajemen yang lebih serius. Pada waktu industrialisasi berkembang pesat, perusahaan-perusahaan berkembang menjadi perusahaan raksasa. Perusahaan besar seperti IBM atau general Motors, mulai muncul pada awal abad kedua ke-20 an. Pekerja mencapai ribuan orang. Produksi dilakukan secara massal. Input masuk dalam jumlah besar. Proses produksi harus dilakukan dengan cepat efisien. Pengelolaan perusahaan besar tentunya semakin Kompleks. Studi manajemen yang lebih serius semakin diperlukan.
Teori manajemen klasik
Teori manajemen klasik yang mencakup Teori Manajemen Ilmiah dan Teori Organisasi/Administrasi Klasik.
Pendahulu/Pionir Teori Manajemen Klasik
a. Robert Owen (1771- 1858)
Robert Owen merupakan manajer dan pemilik beberapa pabrik kapas (cotton) di Inggris. Pada waktu itu, kondisi kerja di pabrik sangat buruk. Owen sampai pada kesimpulan bahwa manajer harus menjadi pembaru (reformer). Dia melihat peranan pekerja yang cukup penting sebagai aset perusahaan titik pekerja bukan hanya merupakan input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikan. Selanjutnya, dia memperbaiki kondisi kerja pekerjanya dengan mendirikan Perumahan (tempat tinggal) yang lebih baik. Yang mendirikan toko tempat bekerja bisa membeli barang kebutuhan di toko tersebut dengan harga murah. Mengurangi jam kerja menjadi 10,5 jam perhari dari sebelumnya sekitar 15 jam sehari dan menolak pekerja dibawah umur 10 tahun. Owen berpendapat, dengan memperbaiki kondisi kerja atau investasi pada sumber daya manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Manajer lain pada waktu itu lebih senang melakukan investasi pada sisi teknis, seperti investasi pada mesin, dan melupakan perbaikan/investasi pada sumber daya manusia.
Disamping itu, Owen memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap hari. Dengan cara semacam itu, Manager diharapkan bisa melokalisasi masalah yang ada dengan cepat. Cara semacam itu juga membuat pekerja yang berprestasi menjadi bangga karena namanya dikenalkan ke pekerja lain. Cara semacam itu mendorong sistem feedback yang banyak dibicarakan pada masa-masa berikutnya.
b. Charles Babbage (1792-1871)
Babbage ini merupakan profesor matematika di Inggris. Dengan latar belakang kuantitatifnya, ia percaya bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi, produktivitas naik, dan biaya operasi turun. Kontribusinya terlihat dari bukunya On the Economy of Machinery and Manufactures. Ia menganjurkan pembagian kerja (division of labor) Sehingga kerja/operasi siapa berikutnya bisa dianalisis secara terpisah. Dengan cara semacam itu, training bisa dilakukan dengan lebih murah. Pekerja yang melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang akan semakin terampil dan berarti semakin efisien. Dia percaya bahwa metode kuantitatif bisa digunakan untuk menganalisis persoalan perusahaan, seperti untuk mengefisienkan penggunaan bahan baku atau fasilitas lain. Dengan ide-ide semacam itu, babbage merupakan pionir manajemen ilmiah.
Teori manajemen ilmiah
Teori manajemen ilmiah muncul karena kebutuhan meningkatkan produktivitas. Pada awal abad ke-20 perusahaan raksasa bermunculan sedangkan penawaran tenaga kerja relatif kurang. Pendahulu pendahuluan teori manajemen juga membantu memunculkan manajemen ilmiah.
a. Frederick Winslow Taylor (1856-1915)
Frederick Taylor disebut sebagai bapak manajemen ilmiah. Taylor memfokuskan perhatiannya pada studi waktu untuk setiap pekerjaan (time and motion study). Di sebuah pabrik baja di Philadelphia, trailer melihat pekerja yang melakukan praktik soldiering sengaja memperlambat pekerjaan, lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan yang sebenarnya. Taylor kemudian mengembangkan analisis kerja. Pekerjaan dipecah-pecah ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut ditentukan (biasanya dengan melihat waktu yang dipakai oleh pekerja yang baik). Metode yang terbaik dan tercepat untuk melakukan pekerjaan tersebut dipelajari.
Taylor kemudian memperkenalkan sistem pembayaran diferensial (differential rate system). Dengan cara tersebut, karyawan akan memperoleh kenaikan upah apabila berhasil melampaui standar yang telah ditentukan titik kenaikan upah tersebut dihitung secara teliti berdasarkan perkiraan kenaikan keuntungan perusahaan karena kenaikan produksi tersebut. Dengan cara semacam itu, upah menjadi fair karena ditentukan secara ilmiah. Dengan cara semacam itu juga, baik perusahaan maupun pekerja akan sama-sama memperoleh keuntungan titik pekerja yang tidak efisien tidak perlu takut kehilangan pekerjaan karena penawaran tenaga kerja pada waktu itu masih kurang.
Karena teorinya tersebut, Taylor kemudian bekerja menjadi konsultan di beberapa perusahaan titik Dengan cara semacam itu, Taylor merasa dapat mengaplikasikan idenya dengan lebih efektif dan melaporkan bahwa banyak perusahaan yang sukses dengan menggunakan metode uji titik sebagai contoh, di suatu pabrik, dengan menganalisis dan memecahkan kerjaan, dapat ditemukan metode yang lebih baik titik pekerja dapat dikurangi dari 120 menjadi hanya 35 orang. Jam kerja dikurangi dari 10,5 jam menjadi 8,5 jam titik akurasi kerja dapat meningkat dengan dua pertiganya. Upah naik 80 sampai 100%. Semangat kerja karyawan juga naik.
Meskipun sukses menaikan produktivitas, banyak tantangan yang muncul. Pekerja mulai takut diberhentikan apabila perusahaan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Taylor. Tantangan terhadap Taylor menyebabkan pemupukan pada sebuah pabrik watertown Arsenal di Massachusetts Amerika Serikat. Wakil rakyat (anggota kongres) memanggil Taylor meminta penjelasan mengenai ide-idenya titik penjelasan Tyler ditulis dalam dua buku: Shop manajement dan the principles of scientific management.
Taylor berpendapat bahwa agar prinsip tersebut sukses, diperlukan revolusi mental yang menyeluruh, baik dari sisi manajemen maupun Sisi pekerja titik daripada bertikai memperebutkan keuntungan yang ada, lebih baik keduanya memfokuskan peningkatan produktivitas dan keuntungan agar lebih besar. Keuntungan yang lebih besar akan menguntungkan semuanya. Taylor percaya bahwa manajemen ataupun pekerja mempunyai kepentingan yang sama untuk meningkatkan produktivitas.
b. Frank B Gilberth (1868-1924) dan Lilian Gilberth (1878-1972)
Keduanya merupakan suami istri yang mempunyai minat yang sama terhadap manajemen. Melakukan studi Pekerjaan tukang batu (bricklayer) dalam melakukan tiga hal: mengajar tukang batu yang Junior, bekerja cepat, dan kemudian sengaja memperlambat kerjanya. Setelah melakukan studi, ia mengajukan metode kerja yang lebih efisien. Metode nya mengurangi pergerakan fisik dari 18 jenis menjadi hanya 5 jenis dan meningkatkan output 200-300 persen. Sukses tersebut mengarahkannya pada studi gerak dan kelelahan titik menurutnya, pergerakan yang dapat dihilangkan akan mengurangi kelelahan titik semangat kerja akan naik karena bermanfaat secara fisik pada karyawan. Lilian Gilberth memberikan kontribusi pada lapangan psikologi industri dan manajemen personalia. Ia percaya bahwa tujuan akhir manajemen ilmiah adalah membantu pekerja mencapai potensi sepenuhnya sebagai seorang manusia.
c. Henry L. Gantt (1861-1919)
Gantt pernah bekerja dengan Tyler titik kemudian, dia bekerja sendiri dan melakukan perbaikan metode Tyler. Dia melakukan perbaikan metode penggajian Taylor (differential system) karena menurutnya metode tersebut kurang memotivasi pekerja. Setiap pekerja yang dapat menyelesaikan beban kerja hari itu akan menerima 50 cents. Pengawas (supervisor) akan memperoleh bonus untuk setiap pekerja yang berhasil memenuhi standar kerja pada hari itu titik tengah juga akan memperoleh bonus tambahan apabila semua karyawan dapat memenuhi standar yang telah ditentukan titik dengan insentif semacam itu, pengawas diharapkan akan melatih bekerja dengan lebih baik.
Gantt juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka yang merupakan ide Owen. Kemajuan pekerja dicatat dengan bagan kontak warna hitam apabila berhasil memenuhi standar dan warna merah apabila tidak bisa memenuhi standar. Gantt Chart (bagan Gantt) kemudian populer dan digunakan untuk perencanaan, yaitu mencatat schedule pekerjaan tertentu.
d. Sumbangan dan keterbatasan Teori manajemen ilmiah
Teori manajemen ilmiah memberikan beberapa sumbangan penting titik produksi massal merupakan salah satu perwujudan Teori manajemen ilmiah. Barang diproduksi dengan cepat dan sebanyak-banyaknya, seperti proses produksi Lini perakitan. Proses produksi semacam itu sangat efisien titik ide masalisasi semacam itu bahkan mempengaruhi sektor lain, misalnya jasa. Rumah makan cepat saji (fastfood restaurant) seperti McDonald, mengikuti ide proses produksi Lini perakitan. Desain pekerjaan, pemilihan, dan pengembangan karyawan secara ilmiah juga merupakan hasil dari teori manajemen ilmiah. Manajemen ilmiah mendorong pendekatan rasional untuk memecahkan masalah titik pendekatan semacam itu mendorong pendekatan ilmiah pada manajemen dan mendorong pendekatan manajemen sebagai ilmu titik pendekatan semacam itu mendorong profesionalisme manajemen.
Teori manajemen ilmiah mempunyai beberapa keterbatasan. Asumsi bahwa manusia (pekerja) akan berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi dan fisiknya tidak selalu benar. Tujuannya produktifitas atau keuntungan cenderung mengarah pada eksploitasi bekerja. Asumsi universalitas pendekatan manajemen ilmiah bahwa manajemen dapat dipakai untuk semua situasi dan di semua tempat tidak sepenuhnya tepat. Hal ini disebabkan ada beberapa pendekatan yang cocok untuk waktu/tempat tertentu, tetapi tidak cocok untuk waktu/tempat yang lain.
Teori organisasi klasik
Teori manajemen ilmiah memfokuskan pada upaya meningkatkan produktivitas. Teori organisasi klasik (Teori Administrasi klasik) memfokuskan pada kebutuhan sistematisasi cara-cara pengelolaan organisasi yang semakin kompleks.
a. Henry Fayol (1841-1925)
Henry Fayol merupakan industrialis Perancis yang sering disebut sebagai bapak aliran manajemen klasik karena upaya tematisasi studi manajerial. Pokok pikirannya ditulis dalam bukunya yang berjudul general and industrial management. Menurut fayol, praktik manajemen dapat dikelompokkan dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Selanjutnya, analisis tersebut dapat diajarkan kepada manajer lain atau calon manajer.
Fayol berbagai kegiatan bisnis dalam kegiatan pokok yang saling berkaitan, yaitu:
- Teknik memproduksi produk,
- Komersial beli bahan baku dan menjual produk,
- Keuangan mencari dan menggunakan dana
- Keamanan menjaga karyawan dan kekayaan perusahaan
- Akuntansi mencatat dan mengukur transaksi
- Manajemen
Dari keenam kegiatan tersebut, fayol memfokuskan pada manajemen karena menurutnya manajemen merupakan kegiatan yang paling Terlupakan. Fayol merupakan orang pertama yang mengelompokkan kegiatan manajerial, yaitu (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pengarahan, dan (4) pengendalian. Fayol percaya bahwa kegiatan manajemen puncak empat fungsi tersebut. Pengelompokan macam itu berpengaruh sampai saat ini.
Fayol percaya bahwa manajer bukan dilahirkan, tetapi diajarkan titik manajemen bisa dipelajari dan dipraktekkan secara efektif apabila prinsip-prinsip belajarnya dipahami.
b. Max Weber (1864-1920)
Max Weber merupakan ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori birokrasi. Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri atas ribuan anggota membutuhkan aturan yang jelas untuk anggota organisasi tersebut. Adapun organisasi yang ideal adalah birokrasi saat aktivitas dan tujuan diturunkan secara rasional dan pembagian kerja disebutkan dengan jelas. Birokrasi didasarkan pada aturan yang rasional dan yang dapat dipakai untuk mendesain struktur organisasi yang efisien. Keahlian teknis dan evaluasi berdasarkan prestasi ditekankan.
Model birokrasi Weber dipakai untuk memahami pengelolaan organisasi besar, seperti perusahaan multinasional yang mempunyai karyawan Ribuan Orang perhatikan bahwa birokrasi Weber berlainan dengan pengertian demokrasi populer. Orang cenderung mengartikan kata birokrasi dengan konotasi negatif yaitu organisasi yang lambat dan tidak responsif terhadap perubahan.
c. Sumbangan dan keterbatasan teori organisasi klasik
Sistematis yang dilakukan oleh file masih mempunyai pengaruh yang cukup besar pada studi manajemen sampai saat ini. Sistematisasi tersebut memberikan pandangan (insight) terhadap bidang-bidang yang harus dianalisis untuk meningkatkan efektivitas manajemen titik sumbangan terhadap Manager praktis juga cukup signifikan. Manager di dasar disadarkan terhadap persoalan-persoalan yang sering kali muncul dalam organisasi.
Teori organisasi klasik dikritik Karena tampaknya teori tersebut lebih tepat untuk lingkungan yang stabil dan tidak cepat berubah-ubah. lingkungan bisnis saat ini cepat sekali berubah-ubah sehingga validitas teori organisasi klasik dipertanyakan.
d. Mary Parker Follet (1868-1933)
Mary Parker Follet agak berbeda sedikit dengan pendahulunya karena memasukkan elemen manusia dan struktur organisasi ke dalam analisisnya. Elemen tersebut kemudian muncul dalam teori perilaku dan hubungan manusiawi. Follet percaya bahwa seseorang akan menjadi manusia sepenuhnya apabila manusia menjadi anggota suatu kelompok. Konsekuensinya oleh percaya bahwa manajemen dan pekerja mempunyai kepentingan yang sama karena menjadi anggota organisasi yang sama.
Selanjutnya, Follet mengembangkan model perilaku pengendalian organisasi, yaitu seseorang dikendalikan oleh 3 hal, yaitu:
- Pengendalian diri (dari orang tersebut),
- Pengendalian kelompok (dari kelompok),
- Pengendalian bersama ke (dari orang tersebut dan dari kelompok).
Disamping itu, Follet juga mengembangkan pengendalian dari beberapa bidang seperti politik, ekonomi dan biologi. Di samping pengendalian individu dari tiap bidang tersebut, ada pengendalian bersama, yaitu pengendalian biologi bertemu dengan pengendalian politik, politik dengan ekonomi, dan seterusnya.
e. Chester I Barnard (1886-1961)
Chester I Barnard merupakan direktur New Jersey Tell, perusahaan telepon di Amerika Serikat pada tahun 1927. Dengan pengalaman manajerialnya dan dengan bacaan sosiologinya yang cukup luas, barnard mengembangkan teori organisasi. Menurutnya, orang datang ke organisasi formal (seperti perusahaan) karena ingin mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai sendiri titik pada waktu mereka berusaha mencapai tujuan organisasi, mereka juga akan berusaha mencapai tujuannya sendiri titik organisasi bisa berjalan dengan efektif apabila keseimbangan tujuan organisasi dan tujuan anggotanya dapat terjaga.
Barnard mengakui adanya kelompok informal dalam organisasi yang formal. Kelompok formal dapat memenuhi tujuan individu Didik Manager sebaiknya memanfaatkan kelompok informal sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi dan individu. Barnard percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dan individu dapat dijaga apabila Manager mengerti konsep wilayah penerimaan (zone of acceptance), yaitu pekerja akan menerima instruksi atasannya tanpa mempertanyakan otoritas manajemen. Jika wilayah penerimaan karyawan tersebut semakin besar semakin lancar kegiatan organisasi. Pemikiran barnard yang menyinggung kelompok (individu yang bekerja sama) membedakannya dengan teori manajemen klasik lainnya. Pemikiran tersebut juga menjadi pionir untuk aliran selanjutnya yang memfokuskan pada manusia.
...semoga bermanfaat...
EmoticonEmoticon